"Elektabilitas mantan Bupati Jember Faida unggul di angka 39,4 persen, disusul petahana Bupati Jember Hendy Siswanto di angka 20,8 persen," kata Direktur Eksekutif GRC Alfian Septiansya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jember, Minggu.
Selain Faida dan Hendy, lanjut dia, ada tokoh lain yang berpotensi masuk radar survei GRC, namun tingkat elektabilitas tokoh-tokoh tersebut masih di bawah mantan bupati dan petahana tersebut.
"Tingkat elektabilitas tokoh lainnya seperti Gus Firjaun 15,2 persen, Muhammad Fawait sebesar 10,7 persen dan Karimullah Dahrujiadi 9,1 persen dan tidak memilih 4,8 persen," tuturnya.
Ia menjelaskan Faida bahkan tercatat mengantongi angka keterpilihan hingga 44,2 persen dan jika disimulasikan hanya ada empat nama di Pilkada Jember yakni Hendy Siswanto menyusul di urutan kedua dengan 23,1 persen, Gus Firjaun meraih 14,6 persen, Muhammad Fawait 9,9 persen, dan tidak memilih 8,2 persen.
Berdasarkan hasil survei, Faida unggul karena hingga sejauh ini paling banyak disukai oleh warga karena Faida sudah dikenal 88,7 persen warga, bahkan 84,7 persen menyukai Faida.
"Kemudian, nama Hendy Siswanto dikenal sebesar 82,2 persen dan disukai sebesar 51,4 persen. Sedangkan Gus Firjaun 67,4 persen yang tahu dan 49,8 persen yang suka; serta Muhammad Fawait sebanyak 37,4 persen dikenal warga dan 32,9 persen yang menyukai," tuturnya.
Dari survei GRC juga menunjukkan bahwa beberapa isu krusial mendasari pilihan calon pemilih pada 27 November 2024 yakni isu meliputi kebutuhan pokok dan infrastruktur.
Isu-isu krusial berkaitan ekonomi 78,7 persen terkait harga pokok mahal, keadaan ekonomi keluarga yang menurun 80,9 persen, lapangan kerja dan usaha yang minim 70,8 persen, kemudian infrastruktur persoalan yang harus segera diselesaikan 69,8 persen, ketersediaan pupuk subsidi 73,8 persen, selain itu juga pupuk bagi petambak.
Dari keseluruhan responden menjatuhkan pilihannya berdasarkan rekam jejak bersih dari korupsi, latar belakang figur, kedekatan, pengalaman, serta kapabilitas.
"Preferensi pemilih, menentukan dari elemen profesional, kemudian partai politik dan tokoh muda atau milenial," katanya.
Kendati demikian, Alfian menekankan bahwa hasil survei itu masih sangat dinamis karena koresponden cenderung bisa mengubah pilihannya karena belum masuk masa kampanye dan tahapan pilkada.
"Masih dinamis, mengingat hari ini pemilih masih mengukur kandidat berdasarkan media sosial, dan belum masuk masa kampanye," ujarnya.
Survei GRC tersebut melibatkan 1.400 koresponden yang tersebar di 31 kecamatan di Jember dan para koresponden berasal dari berbagai jenjang usia dan latar belakang profesi.
Survei digelar pada 22 Juni hingga 2 Juli 2024 dengan metode penarikan sample menggunakan Metode Multistage Random Sampling dan hasil survei ini memiliki margin of error +/-2,62 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2024